PERBEDAAN SISTEM KEAMANAN WINDOWS DENGAN LINUX
Setelah mengetahui windows dan linux darii berbagai sisi, sekarang kita bisa menganalisis kekurangan dan kelebihan dari keduanya. Berikut ini adalah mengenai kekurangan dan kelebihan dari sistem operasi windows dan linux:
1. Windows
a) Kelebihan :
- user friendly, ini disebabkan windows memang didesain agar user mudah
untuk mengoperasi kan windows.
- Aplikasi dan software banyak dipasaran,banyak software software yang
kompatibel dengan windows
- Lebih mudah mencari teknisi jika terjadi crash, karena banyak teknisi yang
mengerti sistem opersi windows
b) Kekurangan :
- biaya lisensi yang cukup mahal, Windows XP berharga sekitar US$300.
- Tingkat keamanan yang kurang karena banyak karena jumlah virus yang
dapat merusak windows sangat banyak.
- Jika ada celah dalam windows, konsumen hanya bisa menunggu pihak dari microsoft menutup celah tersebut, hal disebabkan karena windows bersifat closed source.
- Perkembangan lambat, karena rilisnya produk baru tergantung dari pihak
microsoft.
2. Linux
a) Kelebihan :
- open source, tidak berlisensi dapat dikembangkan oleh siapa saja tentu
yang mengrti soal linux (tingkat advanced).
- Sedikitnya virus yang berkembang di linux membuat sistem operasi ini
memiliki tingkat kemanan yang ckup tinggi.
- Perkembangan linux sangat cepat, jika kita lihat dalam paper ini linux lebih banyak karena dalam satu tahun saja linux dapat merilis lebih dari satu sistem operasinya yang terbaru.
b) Kekurangan :
- susah mencari teknisi jika terjadi crash, karena tidak begitu banyak orang yang mengerti linux bila dibandingkan dengan windows. Namun saat ini sudah banyak orang yang beralih ke linux.
- Tidak user friendly, karena tampilan yang sulit dimengerti oleh user.
- Banyak software/aplikasi yang tidak kompatibel dengan windows.
Berikut ini adalah tabel perbandingan antara sistem operasi windows dan linux :
dibawah ini hanya sebatas pengetahuan saya, jadi mohon dikoreksi bila ada yang salah..
Pembanding Windows Linux
Sifat close source open source
kernel tidak ada pengubahan kernel, hanya penambahan kode( SP1, SP2,dst) selalu berkembang, rilis teratur. info www.kernel.org
ketahahanan terhadap virus lemah. Jumlah virus windows sangat banyak kuat, jumlah virus linux sangat sedikit, karena keamanan yang kuat dan perkembangan kernel yang cepat.
keamanan lemah kuat
desktop bawan windows KDE, Gnome, LG3D, XFCE, dan banyak lagi yang lain
efek desktop aero glass(vista) ALGX, XGL, Beryl, LG3D
lisensi berbayar gratis
dukungan hardware semua hardware dispastikan didukung oleh windows kurang
Aplikasi Sangat banyak, dan mudah didapat Banyak, namun tidak sebanyak window
Ayo... biasakan diri kita untuk tidak membajak software.. Membajak sama saja dengan dengan mencuri.. dan mencuri dilarang agama dan melanggar hukum!!
Setelah kita mengetahui kekurangan dan kelebihan dari masing-masing sistemoperasi windows dan linux, pilihan ada di tangan end user, mana yang baik dari kedua sistem operasi tersebut. Menurut itu semua adalah subjektif, kedua-duanya tentunya punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penggunaan sistem operasi windows dan linux juga sesuai dengan kebutuhan nya. Tidak mungkin untuk pembelajaran sekolah dasar sampai menengah menggunakan sistem operasi linux. Untuk tingkat pendidikan sekolah dasar dan menengah saya rasa siswa-siswa belum sanggup untuk menerima linux. Dan sebaliknya untuk perguruan tinggi sebaiknya menggunakan linux, begitu juga diperkantoran. Karena dengan linux yang bersifat open source perkantoran dapat menghemat budget, hal ini dikarenakan perkantoran menggunakan jumlah pc yang banyak dalam setiap kantornya. Sedangkan untuk perguruan tinggi sangat bermanfaat sebagai pembelajaran sistem operasi yang lebih adavanced. Selain itu dengan menggunakan linux mahasiswa diharapkan dapat menciptakan inovasi linux nya sendiri karena linux bersifat open source siapa saja dapat mengembangkannya. Semua pilihan tergantung kepada kita sebagai end user. Jadi, manakah yang lebih baik? Windows atau linux? Jawaban nya adalah subjektif
Diposkan oleh fahrin Nisa di 03.03 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Selasa, 14 September 2010
JENIS-JENIS VIRUS KOMPUTER
1. Exploit adalah sebuah perangkat lunak yang menyerang kerapuhan keamanan (security vulnerability) yang spesifik namun tidak selalu bertujuan untuk melancarkan aksi yang tidak diinginkan. Banyak peneliti keamanan komputer menggunakan exploit untuk mendemonstrasikan bahwa suatu sistem memiliki kerapuhan.
Memang ada badan peneliti yang bekerja sama dengan produsen perangkat lunak. Peneliti itu bertugas mencari kerapuhan dari sebuah perangkat lunak dan kalau mereka menemukannya, mereka melaporkan hasil temuan ke produsen agar produsen dapat mengambil tindakan. Meskipun demikian, exploit kadang menjadi bagian dari suatu malware yang bertugas menyerang kerapuhan keamanan.
2. Serangan DoS (bahasa Inggris: denial-of-service attacks') adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut.
Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut:
Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding.
Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request flooding.
Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server.
Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash. Beberapa tool yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di antaranya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop.
Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering dilakukan. Hal ini disebabkan karena jenis serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) membutuhkan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi jika sistem jaringan tersebut telah diperkuat.
3. Trojan dalam keamanan komputer merujuk kepada sebuah bentuk perangkat lunak yang mencurigakan (malicious software/malware) yang dapat merusak sebuah sistem atau jaringan. Tujuan dari Trojan adalah memperoleh informasi dari target (password, kebiasaan user yang tercatat dalam system log, data, dan lain-lain), dan mengendalikan target (memperoleh hak akses pada target).
4. Backdoor atau "pintu belakang", dalam keamanan sistem komputer, merujuk kepada mekanisme yang dapat digunakan untuk mengakses sistem, aplikasi, atau jaringan, selain dari mekanisme yang umum digunakan (melalui proses logon atau proses autentikasi lainnya). Disebut juga sebagai back door.
Backdoor pada awalnya dibuat oleh para programer komputer sebagai mekanisme yang mengizinkan mereka untuk memperoleh akses khusus ke dalam program mereka, seringnya digunakan untuk membenarkan dan memperbaiki kode di dalam program yang mereka buat ketika sebuah crash akibat bug terjadi. Salah satu contoh dari pernyataan ini adalah ketika Kenneth Thompson (salah seorang pemrogram sistem operasi UNIX membuat sebuah program proses login pada tahun 1983 ketika memperoleh Turing Award), selain program login umum digunakan dalam sistem operasi UNIX dengan menggunakan bahasa pemrograman C, sehingga ia dapat mengakses sistem UNIX yang berjalan di dalam jaringan internal Bell Labs. Backdoor yang ia ciptakan itu melindungi dirinya dari pendeteksian dan pembuangan dari sistem, meskipun pengguna berhasil menemukannya, karena memang backdoor ini membuat dirinya sendiri kembali (melakukan rekompilasi sendiri).
Beberapa pengembang perangkat lunak menambahkan backdoor ke dalam program buatannya untuk tujuan merusak (atau tujuan yang mencurigakan). Sebagai contoh, sebuah backdoor dapat dimasukkan ke dalam kode di dalam sebuah situs belanja online (e-commerce) untuk mengizinkan pengembang tersebut memperoleh informasi mengenai transaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual, termasuk di antaranya adalah kartu kredit.
Istilah backdoor sekarang digunakan oleh hacker-hacker untuk merujuk kepada mekanisme yang mengizinkan seorang peretas sistem dapat mengakses kembali sebuah sistem yang telah diserang sebelumnya tanpa harus mengulangi proses eksploitasi terhadap sistem atau jaringan tersebut, seperti yang ia lakukan pertama kali. Umumnya, setelah sebuah jaringan telah diserang dengan menggunakan exploit (terhadap sebuah kerawanan/vulnerability), seorang penyerang akan menutupi semua jejaknya di dalam sistem yang bersangkutan dengan memodifikasi berkas catatan sistem (log) atau menghapusnya, dan kemudian menginstalasikan sebuah backdoor yang berupa sebuah perangkat lunak khusus atau menambahkan sebuah akun pengguna yang memiliki hak akses sebagai administrator jaringan atau administrator sistem tersebut. Jika kemudian pemilik jaringan atau sistem tersebut menyadari bahwa sistemnya telah diserang, dan kemudian menutup semua kerawanan yang diketahui dalam sistemnya (tapi tidak mendeteksi adanya backdoor yang terinstalasi), penyerang yang sebelumnya masih akan dapat mengakses sistem yang bersangkutan, tanpa ketahuan oleh pemilik jaringan, apalagi setelah dirinya mendaftarkan diri sebagai pengguna yang sah di dalam sistem atau jaringan tersebut. Dengan memiliki hak sebagai administrator jaringan, ia pun dapat melakukan hal yang dapat merusak sistem atau menghilangkan data. Dalam kasus seperti di atas, cara yang umum digunakan adalah dengan melakukan instalasi ulang terhadap sistem atau jaringan, atau dengan melakukan restorasi dari cadangan/backup yang masih bersih dari backdoor.
5. Perangkat perusak (bahasa Inggris: malware, berasal dari lakuran kata malicious dan software) adalah perangkat lunak yang diciptakan untuk menyusup atau merusak sistem komputer, peladen atau jejaring komputer tanpa izin termaklum (informed consent) dari pemilik. Istilah ini adalah istilah umum yang dipakai oleh pakar komputer untuk mengartikan berbagai macam perangkat lunak atau kode perangkat lunak yang mengganggu atau mengusik.[1] Istilah 'virus computer' terkadang dipakai sebagai frasa pemikat (catch phrase) untuk mencakup semua jenis perangkat perusak, termasuk virus murni (true virus).
Perangkat lunak dianggap sebagai perangkat perusak berdasarkan maksud yang terlihat dari pencipta dan bukan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Perangkat perusak mencakup virus komputer, cacing komputer, kuda Troya (Trojan horse), kebanyakan kit-akar (rootkit), perangkat pengintai (spyware), perangkat iklan (adware) yang takjujur, perangkat jahat (crimeware) dan perangkat lunak lainnya yang berniat jahat dan tidak diinginkan. Menurut undang-undang, perangkat perusak terkadang dikenali sebagai ‘pencemar komputer’; hal ini tertera dalam kode undang-undang di beberapa negara bagian Amerika Serikat, termasuk California dan West Virginia.[2] [3]
Perangkat perusak tidak sama dengan perangkat lunak cacat (defective software), yaitu, perangkat lunak yang mempunyai tujuan sah tetapi berisi kutu (bug) yang berbahaya.
Hasil penelitian awal dari Symantec yang diterbitkan pada tahun 2008 menyatakan bahwa "kelajuan peluncuran kode yang berbahaya dan perangkat lunak lainnya yang tidak diinginkan, mungkin akan melebihi aplikasi perangkat lunak yang sah."[4] Menurut F-Secure, "Jumlah perangkat perusak yang dibuat pada tahun 2007 sama dengan pembuatan dalam 20 tahun sekaligus."[5] Jalur pembobolan perangkat perusak yang paling umum digunakan oleh penjahat kepada pengguna adalah melalui Internet, surel dan Jejaring Jagat Jembar (World Wide Web).[6]
Kelaziman perangkat perusak sebagai wahana bagi kejahatan Internet terancang, bersama dengan ketakmampuan pelantar pemburu perangkat perusak biasa untuk melindungi sistem terhadap perangkat perusak yang terus menerus dibuat, mengakibatkan penerapan pola pikir baru bagi perniagaan yang berusaha di Internet – kesadaran bahwa pihak perniagaan tetap harus menjalankan usaha dengan sejumlah pelanggan Internet yang memiliki komputer berjangkit. Hasilnya adalah penekanan lebih besar pada sistem kantor-belakang (back-office systems) yang dirancang untuk melacak kegiatan penipuan dalam komputer pelanggan yang berkaitan dengan perangkat perusak canggih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar