Revan, dia adalah lelaki yang melamarku 2tahun yang lalu dan berjanji akan menikahiku 3bulan lagi, tiba-tiba ia pergi tanpa kabar, ia sudah tidak pernah lagi menghubungiku. Sudah berulang kali orang tuaku menanyakan pernikahanku, aku bingung harus jawab apa?, laki-laki yang akan ku nikahi saja aku tidak tahu dia dimana.
Setelah dua bulan revan menghilang, akhirnya ia menghubungiku dan meminta bertemu besok ditaman kota jam 09.00. sekarang aku bisa bernafas lega karena revan sudah kembali dan aku bisa menjawab semua pertanyaan dari orang tuaku.
Jarum jam menunjukkan pukul 09.00 aku menunggu revan ditaman kota, tidak sabar rasanya karena aku sudah kangen sama lelaki pujaanku ini. Satu jam sudah aku menunggu tapi revan tidak datang juga, tak apalah… demi bertemu revan aku akan menunggu sampai ia datang.
Dua jam aku menunggu,.. ia datang, aku langsung memeluknya untuk melepas kerinduanku. Tiba-tiba revan memberikanku sepucuk undangan, awalnya aku bahagia karena kupikir undangan itu untuk pernikahanku dengan dia.
Undangan ini designnya bagus, aku suka… ternyata selama ini kamu pergi untuk mempersiapkan penikahan kita…? Kenapa kamu tidak menelphonku?
Undangan itu memang untuk kamu. Datanglah dipernikahanku dengan yuli tanggal 9 desember nanti.
Maksud kamu apa?
Aku akan menikah dengan yuli wanita yang selama ini aku cintai dan aku sayangi. Begitu juga dengan yuli… ia mencintai dan menyayangiku dengan sepenuh hati. Aku rasa dia adalah wanita yang paling cocok untuk menjadi istri sekaligus ibu bagi anak-anakku kelak. Mungkin kalau aku menikah dengan sarah hidupku akan bahagia…
Bagaimana dengan aku…? Bagaimana dengan pernikahan kita…? Bukannya kamu sudah melamarku dan berjanji akan menikahiku..?
Itu sudah dua tahun yang lalu tidak usah dipikirkan, yang harus kita pikirkan itu sekarang dan masa depan kita, aku yakin kamu bisa mendapatkn lelaki yang lebih baik dari aku.
Apa sekarang kamu tidak memikirkan perasaanku?
Aku tahu perasaanmu… kecewa pastinya…
Bukan hanya itu, aku hancur van aku kecewa sama kamu! Kamu adalah laki-laki yang tidak punya hati yang pernah aku kenal, kamu tidak punya perasaan, kamu benar-benar keterlaluan, kenapa kamu tega berbuat ini padaku…?
Aku minta maaf karena aku tidak bisa menepati semua janjiku padamu, aku minta maaf karena aku sudah membuatmu kecewa dan terluka. Meskipun aku sudah menikah… kamu boleh menyayangiku…
Maaf…!? Maaf katamu…!? Apa kamu pikir dengan maaf kamu bisa merungari rasa sakit ini? Enggak van…!!! Selama ini aku selalu bersabar menunggumu… aku selalu berharap kamu datang membawa kabar bahagia untuk pernikahan kita… tapi ternyata pertemuan yang aku tunggu-tunggu merupakan awal kehancuranku.
Kamu mau aku jodohkan dengan toni? Kelihatannya dia suka padamu? Dia baik, dia rajin sholat, di mempunyai pekerjaan yang mapan dan masa depan kamu akan terjamin bersamanya.
Aku tidak butuh toni, aku tidak butuh omong kosongmu…
Yuli itu wanita yang cantik, baik, sopan, rajin, dan dia wanita yang lembut.
Oh… jadi selama ini aku tidak baik? Aku tidak sopan? Aku jelek? Ahh… apalah itu semua? Yang ada diotak kamu hanyalah uang kan? Aku tahu yuli kaya, dia banyak uang dan ayahnya seorang pengusaha, ya pastilah kamu akan bahagi kerena kamu tidak perlu banting tulang untuk menghidupi keluargamu.
Datanglah…
Aku tidak akan pernah datang ke pernikahanmu karena itu hanya akan membuatku semakin sakit dan terluka.
Aku harus segera pergi, maaf kalau aku membuatmu kecewa.
Setelah revan datang membawa luka, ia pergi begitu saja tanpa memikirkan perasaanku. Kenapa semua ini terjadi padaku? Pernikahan yang sudah didepan mata, hilang sudah. Aku bingung harus menjawab apa kalau ditanya orang tuaku, aku tidak mungkin bilang kalau pernikahanku gagal karena revan akan menikah dengan perempuan lain. Aku hanya bisa menangis, merasakan semua kepedihan dan rasa sakit ini, menunggu pangeran berkuda putih yang akan mengobati luka ini.